Yesus dan Bangsa-Bangsa Lain (1)
Draf Buku Perspektif
H. Cornell Goerner

- H. Cornell Goerner mengajar misi dan perbandingan agama di Southern Baptist Seminary selama lebih dari 20 tahun sebelum menjadi Sekretaris untuk Afrika, Eropa dan Timur Dekat bagi Foreign Mission Board dari denominasi Southern Baptist Convention pada tahun 1957. Beliau pensiun pada tahun 1976 dari FMB, dan menjadi pastor di sebuah gereja dekat Richmond, Virginia.
- Tulisan ini diambil dari All Nations in God’s Purpose, 1979. Digunakan dengan izin dari Broadman Press, Nashville, TN.
Kita pernah mencoba membaca Kitab Suci kita seperti Yesus membaca Kitab Suci-Nya. Ini membawa kita dengan cepat melintasi Perjanjian Lama, satu-satunya Kitab Suci yang Yesus miliki. Di dalam ketiga bagian Kitab Suci orang Ibrani, kitab-kitab Musa, Para Nabi, dan Mazmur, kita menemukan perhatian Tuhan terhadap segala bangsa dan suku-sulku bangsa di muka bumi, dan rencana-Nya terkait dengan mereka melalui Mesias. Kita percaya bahwa Yesus secara mental “menggarisbawahi” bagian-bagian ini dalam Kitab Suci-Nya, dan berencana dengan sengaja untuk memenuhinya dalam kehidupan, kematian dan kebangkitan-Nya.
Sekarang beralih ke Perjanjian Baru, kita menemukan dalam kitab-kitab Injil bahwa perkataan dan tindakan Yesus menegaskan konsep pelayanan-Nya yang mencakup semuanya. Perjanjian Baru mengalir langsung dari Perjanjian Lama, dengan kontinuitas yang tidak terputus. Dalam sebutan yang Dia pilih bagi diri-Nya, dalam strategi pelayanan-Nya, dan dalam pengajaran-Nya yang jelas, sangat jelas bahwa Yesus sedang melaksanakan suatu misi bagi seluruh umat manusia.
Maleakhi dan Matius
Ketika seseorang menutup Perjanjian Lama dan membuka Perjanjian Baru, seakan-akan hanya beberapa hari perbedaannya. Matius memulai tepat di mana Maleakhi berakhir. Dan tak ada seorang pun yang lebih sadar akan hal tersebut selain Yesus. Dia mengetahui bahwa Dia telah datang untuk memenuhi apa yang dinubuatkan Maleakhi.
Empat pasal pendek dalam kitab Maleakhi merupakan suatu penolakan yang menyesakkan terhadap bangsa Israel. Kitab ini memperingatkan akan hari penghakiman yang semakin dekat yang akan diberitakan oleh seorang pendahulu dan kemudian ditegaskan oleh “sang utusan kovenan.” Utusan ini akan datang secara tiba-tiba ke bait Allah dan memulai suatu era yang baru, bukan hanya bagi bangsa Israel, tetapi juga bagi seluruh dunia.
Penghakiman yang akan datang disebut “Hari Tuhan.” Hari itu akan menjadi “suatu hari yang besar dan menakutkan” untuk menguji, hari di mana orang benar akan dipisahkan dari yang jahat seperti emas dimurnikan di peleburan, seperti kotoran dibersihkan dari pakaian oleh sabun, seperti ilalang dipisahkan dari gandum di tempat pengirikan dan seperti pohon yang tidak berbuah ditebang dan dibakar di dalam perapian (Mal. 3:2; 4:1, 5).
Hari penghakiman terutama akan menyulitkan bagi bangsa Israel dan para pemimpinnya karena dosa-dosa tertentu yang dituduhkan: kecemaran dan kemunafikan dalam pelayanan ibadah (1:7-14); ketidakadilan sosial (2:10); praktik-praktik agama kafir (2:11); perceraian (2:16); menahan perpuluhan (3:8-10). Tetapi di atas semua itu, Maleakhi menyatakan, kesabaran Tuhan akan berakhir karena umat-Nya yang seharusnya meninggikan Yahweh dan membuat Allah dihormati dan disembah di antara bangsa-bangsa di dunia telah gagal melakukannya. Sebaliknya, mereka telah mencemarkan nama-Nya dan membuat-Nya dihina (1:5-14). Tetapi tujuan Allah tidak akan dikalahkan, karena dari timur ke barat, di seluruh dunia, nama-Nya akan ditinggikan di antara bangsa-bangsa, dan di setiap tempat doa dan ibadah akan dinaikkan kepada-Nya (1:11).
Bagian penting disuarakan dalam Maleakhi 1:10-11:
- Sekiranya ada di antara kamu yang mau menutup pintu, supaya jangan kamu menyalakan api di mezbah-Ku dengan percuma. Aku tidak suka kepada kamu, firman TUHAN semesta alam, dan Aku tidak berkenan menerima persembahan dari tanganmu. Sebab dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari nama-Ku besar di antara bangsa-bangsa, dan di setiap tempat dibakar dan dipersembahkan korban bagi nama-Ku dan juga korban sajian yang tahir; sebab nama-Ku besar di antara bangsa-bangsa, firman TUHAN semesta alam.
Maleakhi memperingatkan, karena Tuhan bertujuan agar nama-Nya ditinggikan di antara segala bangsa, Ia akan bertindak. Tuhan awalnya akan mengirimkan seorang utusan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya (Mal. 3:1). Kemudian Dia akan datang sendiri, sebagai utusan kovenan, yang akan memulai masa penghakiman (Mal. 3:2-3). Sang pendahulu akan menjadi seperti “Elia” seorang nabi yang dengan bersemangat memberitakan hari penghakiman (Mal. 4:5). Jika pendahulu-Nya tidak diindahkan, maka penghakiman yang hebat dan kehancuran pasti terjadi.
Semua elemen dalam kitab Maleakhi ini dicerminkan dalam pasal ketiga dari Injil Matius. Yohanes Pembaptis datang berkhotbah, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat” (Mat. 3:2). Ini setara dengan “Hari Tuhan” dalam Maleakhi. Waktu penghakiman Tuhan datang dengan cepat! Ini adalah “murka yang akan datang” (Mat. 3:7). Yohanes menggunakan kiasan yang sama yang ditemukan dalam kitab Maleakhi; gandum dan ilalang akan dipisahkan. Untuk menekankan bahwa penghakiman akan turun ke atas Israel, dan bukan hanya bagi bangsa-bangsa lain, seperti yang dipercaya sebagian orang Yahudi, Yohanes menyatakan:
- Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! Dia dapat menggunakan bangsa yang lain jika kamu tidak layak. Kamu akan dihakimi dan dihukum, tanpa memandang kamu orang Ibrani. (Mat. 3:9, parafrasa dari penulis).
Yesus mengambil pesan peringatan terhadap bangsa Israel ini. Segera setelah Dia dibaptis dikatakan: Sejak saat itu Yesus mulai berkhotbah dan mengatakan: “Bertobatlah sebelum terlambat. Waktunya sudah dekat. Hari penghakiman Tuhan sudah dekat.”
Yesus mengidentifikasikan Yohanes Pembaptis seperti Elia yang telah kita lihat sebelumnya dalam kitab Maleakhi. Segera sesudah Yohanes Pembaptis dipenjarakan, Yesus berkata:
- Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes dan—jika kamu mau menerimanya—ialah Elia yang akan datang itu. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! (Mat 11:13-15, RSV).
Yesus memperingatkan bahwa sebuah titik balik dalam sejarah sudah dekat. Nabi-nabi terakhir telah diutus untuk memberikan peringatan terakhir sebelum penghakiman jatuh ke atas bangsa Israel. Beberapa bulan kemudian, setelah kematian Yohanes Pembaptis, Yesus kembali mengidentifikasi Yohanes sebagai Elia yang sebelumnya dinubuatkan oleh Maleakhi:
- dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka.” Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis (Mat. 17:12-13).
Selama minggu terakhir-Nya di Yerusalem ketika Dia mengajar di bait Allah, Yesus secara sadar sedang menggenapi apa yang telah tertulis dalam Maleakhi 3:1-2:
- Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam. Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu”
Yohanes Pembaptis telah diutus sebagai utusan untuk mempersiapkan jalan. Dia telah melakukan pekerjaannya. Sekarang Tuhan sendiri telah datang untuk mengumumkan sebuah kovenan baru menggantikan kovenan lama yang telah dilanggar. (“Tuhan yang kamu cari” bukanlah Yahweh, tetapi Mesias yang dinantikan, ditunjukkan oleh kata Adon dalam bahasa Ibrani. Tuhan semesta alam yang mengumumkan kedatangan Tuhan [Adon] adalah Yahweh. Yesus dengan pengetahuan-Nya akan bahasa Ibrani mengerti pembedaan ini.). Menurut mereka, umat Allah telah menantikan kedatangan Mesias, namun sebenarnya mereka tidak siap akan kedatangan-Nya dan penghakiman yang datang bersama-Nya. Hanya mereka yang secara rohani telah dipersiapkan yang dapat bertahan ketika Dia datang.
Inilah yang dimaksudkan dengan menutup Perjanjian Lama dan membuka Perjanjian Baru. Yesus mengetahui bahwa kovenan yang dibuat di Sinai telah dilanggar berulang kali oleh umat yang tidak taat, dan setelah serangkaian panjang para nabi telah diutus untuk menarik mereka kembali gagal, kesabaran Tuhan semakin habis. Kovenan yang baru harus dimeteraikan dengan sisa bangsa Israel yang masih setia, yang akan memanggil bangsa-bangsa bukan Yahudi untuk bertobat dalam nama Mesias, hakim atas yang hidup dan yang mati.
Penghakiman harus dimulai dari bangsa Israel. Penghakiman itu kemudian harus diproklamasikan ke segala bangsa. Ini merupakan catatan penting yang dengannya Yesus memulai pelayanan-Nya. Matius menggenapkan apa yang tertulis dalam Maleakhi!
... bersambung ke Bagian 2