Dari Perspektif: Tentang Gerakan Orang Kristen Dunia
Draf Buku Perspektif
David L. Watson
- David Watson melayani sebagai Wakil Presiden Global Church Planting dengan CityTeam Ministries. Beliau bekerja untuk mengkatalisasi gerakan pendirian gereja (CPMs) di dalam kota-kota dan negeri-negeri yang sulit dijangkau di seluruh dunia dan membuat pelatihan bagi para pemimpin pendirian gereja dan CPMs.
Paul D. Watson
- Paul Watson adalah putra David Watson. Beliau membantu untuk mengkatalisasikan gerakan-gerakan pendirian gereja diantara anggota “Online Generation” yang berbahasa Inggris. Beliau bekerja dengan sebuah tim untuk menyediakan sumber-sumber podcast, manual, dan elektronik lainnya untuk para pelatih dan praktisi gerakan pendirian gereja (CPM).
Tidak seorangpun diantara kami, di dalam mimpi terliar kami, pernah memperkirakan kami akan menyaksikan apa yang terjadi. Kami berencana mendirikan sebuah gereja “menghadap pantai”dimana tidak ada sebelumnya. Kami tidak berencana untuk melihat ratusan atau ribuan gereja dimulai. Kami tidak mengira akan memungkinkan di tempat yang coba kami jangkau, karena mereka menunjukkan penolakan yang besar terhadap Injil. Kami melakukan apapun yang kami mampu pikirkan dengan harapan bahwa sesuatu akan terjadi dan setidaknya satu gereja akan berdiri.
Daftar isi |
Kegagalan
Ya Allah, saya tidak bisa mendirikan gereja lagi. Saya tidak melamar untuk mengasihi orang-orang, melatih orang-orang, mengutus orang-orang, dan membuat mereka terbunuh. Enam orang yang bekerja sama dengan saya telah mati martir lebih dari 18 bulan yang lalu.
Saya tidak bisa tinggal di wilayah dimana Engkau panggil aku untuk menjangkaunya. Pemerintah India mengeluarkan keluarga kami dari negeri. Lebih dari 2500 mil dan sebuah lautan memisahkan rumah kami di Singapura dari orang-orang Bhojpuri di India Utara.
Tugasnya terlalu berat.
Ada 80.000 juta orang Bhojpuri tinggal di sebuah wilayah yang dikenal sebagai “kuburan misi dan para misionaris.”
Tidak ada cukup bantuan.
Hanya ada 27 gereja yang berjiwa penginjilan di wilayah itu. Mereka bergumul untuk bertahan hidup. Kurang dari 1.000 orang percaya tinggal diantara orang-orang Bhojpuri saat itu.
Ambillah kembali panggilan saya. Saya akan kembali ke Amerika. Saya pandai berbisnis. Saya akan menghasilkan banyak uang untuk misi. Biarlah orang lain yang mendirikan gereja. Lepaskanlah saya. Bebaskanlah saya dari panggilan saya. Setiap hari selama 2 bulan kami ter;ibat dalam percakapan yang sama. Setiap hari saya pergi ke kantor, duduk di dalam kegelapan dan memohon kepada Allah untuk mengambil panggilan saya. Dan setiap hari Dia menolak.
Baiklah. Engkau harus mengajar saya bagaimana mendirikan gereja. Saya tidak percaya bahwa Engkau memanggil seseorang untuk sebuah tugas tanpa memberi tahu bagaimana melakukannya. Tunjukkanlah di dalam Firman-Mu bagaimana Engkau menginginkan saya untuk menjangkau orang-orang ini. Jika Engkau menunjukkan pada saya, saya akan melakukannya.
Inilah perjanjian saya dengan Allah. Inilah yang mengawali bagian saya dalam pekerjaan-Nya diantara orang-orang Bhojpuri.
Ide-ide Baru
Allah menegakkan bagian-Nya dalam perjanjian kami. Di tahun berikutnya, Dia menuntun saya melalui Kitab Suci dan membawa perhatian saya pada hal-hal yang saya baca, namun tidak pernah saya mengerti – setidaknya dalam konteks ini. Pola-pola muncul dan pemikiran baru tentang gereja, menjadikan murid dan pendirian gereja menjadi hidup.
Saya berdoa bagi lima orang laki-laki India untuk membantu mengembangkan ide di India Utara. Saya bertemu dengan lelaki pertama di sebuah forum rahasia di India membahas menginjili orang-orang Hindu. Mereka mengundang saya untuk mempresentasikan beberapa ide saya. Ketika saya berbicara, mereka mulai pergi. Satu demi satu, berdua-berdua, kadang-kadang lima sekaligus, orang-orang berdiri dan meninggalkan ruangan. Mereka pikir saya gila! Di akhir hari itu, hanya seorang yang tetap tinggal. Namanya Victor John.
“Saya percaya dengan yang Anda katakan,” katanya pada saya. “Saya bisa melihatnya juga.”
Kami bicara lama sampai malam dan menjadi teman. Victor menjadi yang pertama menolong saya mengembangkan ide-ide ini. Selama tahun berikutnya, 3 orang laki-laki lain muncul bekerja sama dengan saya.
“Tuhan,” saya berdoa, “Dimana orang yang kelima?” Dimana satu orang yang kami butuhkan untuk melengkapi tim kami?”
Ini adalah masa dimana orang-orang masih menulis surat. Saya menerima banyak tumpukan surat-surat. Di Singapura tukang pos mengendarai skuter yang punya suara yang sangat khas. Saya mendengar tukang pos maju ke pagar saya dan menjatuhkan surat ke dalam kotak. Hari itu saya mendapat sebuah surat dari seseorang yang saya tidak kenal di India.
“Saudara David,” awal suratnya, “Anda tidak mengenal saya, tetapi saya rasa Allah sedang memberitahu saya bahwa saya harus menjadi murid Anda. Katakanlah apa yang harus saya lakukan dan saya akan melakukannya.” Inilah anggota kelima dari tim saya. Namun Allah tidak memberi saya oranag yang saya doakan. Lihatlah, seorang wanita menulis surat yang saya terima hari itu.
Pada lima tahun berikutnya kami bergumul ketika kami melaksanakan hal-hal yang Allah ajarkan pada kami. Gereja pertama kami didirikan dengan metodologi baru ini tidak berhasil sampai dua tahun setelah saya bertemu dengan Victor. Bahkan, organisasi misi tempat saya bekerja mengancam untuk memberhentikan saya setiap tahun saat penilaian tahunan saya.
“Anda tidak melakukan pekerjaan Anda,” kata mereka.
“Beri saya waktu,” kata saya. “Kami sedang mengusahakan sesuatu yang baru. Percayalah pada saya.” Dan untuk beberapa alasan, mereka percaya dan memberi saya waktu.
Tiba-tiba saja, kami melihat 8 gereja didirikan dalam 1 tahun. Di tahun berikutnya, ada 48 gereja baru didirikan. Tahun setelahnya, 148 gereja baru; kemudian 327; dan lalu 500. Di tahun kelima, kami melihat lebih dari 1.000 gereja baru didirikan!
Setelah tahun kelima, organisasi misi saya memanggil saya. “Anda pasti salah,” mereka mendesak. “tidak ada yang bisa mendirikan 1.000 gereja dalam 1 tahun. Kami tidak percaya 500, tetapi sudah pasti kami tidak percaya 1.000!”
“Datang dan lihatlah,” saya katakan kepada mereka. Dan mereka pun datang. Sebuah survei formal dari pekerjaan diantara orang-orang Bhojpuri menunjukkan bahwa tim kami sebenarnya sedang melaporkan jumlah gereja yang didirikan di lapangan! Sedang meledak!
Dan masih sedang meledak.
Doa yang Terus-Menerus
Tanpa doa yang terus-menerus, saya yakin tidak akan ada sebuah gerakan di Bhojpuri.
Saya baru-baru ini duduk di ruangan dengan para pendiri gereja-gereja utama di Bhojpuri. Masing-masing pendiri gereja ini dan tim mereka mendirikan sedikitnya 50 gereja setiap tahun. Satu tim mendirikan 500 gereja di tahun sebelumnya. Sebuah kelompok penelitian, bergabung memeriksa angka-angka kita, ingin tahu tentang kemungkinan urutan yang sama di dalam apa yang mereka lihat di pendirian gereja diantara orang-orang Bohjpuri. Mereka mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk melihat jika mereka bisa menemukan elemen yang sama ada pada para pendiri gereja.
Mereka bertanya, “Berapa banyak waktu yang Anda pakai untuk berdoa?” Ketika mereka bergiliran memberikan laporan, rahang saya menganga. Para pemimpin tim memakai rata-rata 3 jam sehari dalam doa pribadi. Setelah itu, mereka berdoa selama 3 jam dengan tim mereka setiap harinya. Sekali dalam seminggu para pemimpin berpuasa dan berdoa. Tim mereka sekali di akhir pekan dalam sebulan berpuasan dan berdoa.
Banyak dari para pemimpin ini tetap melakukan pekerjaan sekular sementara bergabunga dalam pendirian gereja. Mereka bangun jam 4 pagi untuk berdoa dan pergi bekerja jam 10 pagi.
Yakobus memberitahu kami, “Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya” (Yak 5:16b, LAI). Yakobus benar. Lihat saja Bhojpuri.
Pemuridan Berdasarkan Ketaatan
Beberapa tahun yang lalu saya duduk di dalam sebuah ruangan dengan beberapa para pendiri gereja Bhojpuri. Bergiliran, masing-masing pendiri gereja melaporkan jumlah gereja yang tim mereka dirikan di tahun yang lalu. Ketika sampai pada gilirannya, seorang laki-laki yang tertua di ruangan itu, kira-kira 70 th, mengatakan: “Kami mendirikan 40 gereja tahun lalu.”
Hal itu membuat saya terkejut! Saya menuju ke seberang ruangan dan duduk di kakinya. “Saudara, saya harus belajar dari Anda. Ajarilah saya tentang mendirikan gereja.”
Dia tampak bingung dan berkata, “Tidaklah sulit. Setiap pagi ponakan saya membacakan untuk saya Alkitab selama 1 jam – saya tidak bisa membaca jadi dia membacakan untuk saya. Lalu saya merenungkan apa yang dia baca sampai makan siang. Saya memikirkan apa artinya dan apa yang Allah ingin untuk dilakukan oleh keluarga kami. Ketika semua orang datang dari ladang untuk makan siang, saya memberitahukan apa yang Allah katakan melalui Firman-Nya kepad keluarga kami. Kemudian saya meminta mereka untuk memberitahu kepada semua orang apa yang mereka tahu dari apa yang Allah katakan untuk keluarga kami hari itu. Dan mereka melakukannya. Itu saja.”
Sebuah organisasi independen melakukan survei atas Bhojpuri lagi setelah beberapa tahun. Mereka mendapati bahwa generasi ke 10 orang-orang kristen Bhojpuri, meskipun diantara orang-orang yang buta huruf, sama kuat dan dewasa rohaninya seperti orang-orang kristen dari generasi pertama. Dengan kata lain, Injil berkeliling dari orang ke orang, tanpa dicairkan/ditipiskan atau dikompromikan, sampai kepada orang ke sepuluh (generasi ke 10).
Kami mengajar semua pendiri gereja dan semua orang percaya di dalam pelayanan kami sesuatu yang sangat sederhana: Jika Alkitab bilang “Lakukanlah,” maka Anda harus melakukannya. Jika Alkitab bilang “Jangan lakukan,” maka jangan Anda lakukan. Kami juga memberitahu mereka bahwa mereka harus menyampaikan/meneruskan semua yang mereka pelajari kepada orang lain sesegera mungkin – di hari yang sama jika mereka bisa. Lingkaran mendengar, menaati, dan berbagi ini meningkatkan kedewasaan orang-orang percaya dan mengisi bahan bakar gerakan di antara orang-orang Bhojpuri.
Kami memperhatikan sebuah efek samping yang menarik dari pemuridan berdasarkan ketaatan. Di sebagian besar gereja Bhojpuri, para anggota dari kasta yang paling tinggi sampai yang paling rendah beribadah bersama. Kami tidak pernah mengajar mereka tentang integrasi. Pelayanan-pelayanan lain di India menjadikan kasta sebagai sebuah isu. Mereka berakhir dengan gereja-gereja berkasta tinggi dan gereja-gereja berkasta rendah. Yang kami lakukan hanyalah mengajar mereka untuk menaati Firman. Ketaatan mereka menjadikan mereka, mungkin bahkan mendorong mereka, untuk beribadah bersama.
Pemuridan berdasarkan ketaatan adalah inti gerakan di antara orang-orang Bhojpuri. Anda tidak akan memiliki sebuah gerakan jika Anda tidak menaati Firman Allah.
Pecinta Damai
Seorang laki-laki tua duduk di ujung jalan menuju desa. Ketika dia melihat saya, dia tampak terkejut. Perlahan dia berdiri dan datang menemui saya.
“Akhirnya!” dia berseru. “Akhirnya Anda ke sini.” Sebelum saya bisamengucapkan sepatah kata dia menggandeng lengan saya dan menarik saya ke dalam desa.
“Inilah orang yang saya ceritakan pada kalian.” Dia memberitahu orang-orang sambil berjalan menarik saya. “Inilah orang yang saya mimpikan setiap malam selama 20 tahun.” Mimpi saya mengatakan bahwa kita harus mendengarkan semua yang orang ini katakan kepada kita.”
Saya mengabarkan Injil dan sebuah gereja sekarang ada di desa itu. Allah sedang berkarya di dalam hati orang-orang, bahkan sebelum kita masuk ke dalam kehidupan mereka. Menurut orang ini, Allah memberitahu dirinya 20 tahun sebelum saya datang ke desanya. Dua puluh tahun sebelum momen itu, saya sedang studi untuk menjadi seorang insinyur. Saya tidak memiliki keinginan dan tidak ada panggilan pada waktu itu untuk menjadi seorang pendeta atau pendiri gereja.
Para pendiri gereja di Bhojpuri mencari "para pecinta damai" – yaitu orang-orang yang Allah persiapkan untuk menerima Injil – setiap kali mereka memasuki sebuah desa (Luk 10:6, KSKK). Mereka biasanya mengenali para pecinta damai tersebut hanya dalam beberapa jam setelah mereka memasuki desa. Ada beberapa yang terlihat jelas, seperti seorang tua dalam cerita saya. Beberapa baru tampak setelah mendengarkan para pendiri gereja berbicara selama beberapa waktu. Ketika mereka menemukan orang yang cinta damai tersebut, para pendiri gereja menjalin hubungan dengan keluarganya dan akhirnya pergi ke rumah mereka dan memulai Studi Pemahaman Alkitab.
Jika para pendiri gereja tidak menemukan satu pun "orang yang cinta damai", mereka akan pindah ke desa lain. Dalam sekitar 6 bulan sampai 1 tahun, tim lain akan datang lagi untuk melihat jika ada orang yang siap untuk mendengar Injil.
Mendirikan gereja lebih mudah jika Anda bekerja dengan Allah dan orang-orang yang telah Dia persiapkan. Dia telah mempersiapkan, daripada berusaha untuk memaksakan Injil pada orang-orang yang belum siap.
Kami adalah Para Jutawan
Dua tahun yang lalu saya duduk bersama Victor John. “Saya adalah seorang jutawan,” katanya.
“Apa maksudmu?”
Dia meringis. “Tahun ini kita membaptis orang Bhojpuri yang ke satu juta ke dalam Kerajaan. Dalam perhitungan Allah, itu menjadikan saya seorang jutawan.”
Saya tidak bisa menahan tangis. Lebih dari satu juta saudara dan saudari lebih dari 12 tahun – lebih dari 40.000 gereja baru.
Saya tidak tahu apakah orang-orang akan melihat ke belakang pada apa yang Allah kerjakan dengan kegagalan saya dan menyebutnya sebuah “gerakan.” Saya tidak pernah bermimpi Dia menjadikan saya seorang jutawan.