Dari Perspektif: Tentang Gerakan Orang Kristen Dunia
Draf Buku Perspektif
Jonathan J. Bonk
- Jonathan J. Bonk adalah seorang Direktur Eksekutif luar negeri dari Ministries Study Center dan seorang Editor dariInternational Bulletin of Missionary Research.
- Dari “Missions and Money: Affuence as a Western Missionary Problem…Revisited,” International Bulletin of Missionary Research 31:4,(october 2007), diterbitkan oleh overseas Ministries Study Center, New Haven, CT. Digunakan dengan ijin.
Bagaimanakah seharusnya misionaris hidup “secara Kristiani” dalam konteks kemiskinan? Ketika mereka berusaha untuk menjalankan sebuah peranan dalam komunitas besar mereka, misionaris sering mendapati diri mereka adalah dalam status kaya – sebuah posisi yang untuknya mereka sedikit atau bahkan tidak siap. Jonathan J. Bonk, di dalam bukunya “Missions and Money: Affuence as aWestern Missionary Problem,” merangkum dilema ini. Tempat tinggalnya di Etiopia membuatnya mengerti mengapa orang kaya tidak berani “mengambil resiko hidup dekat secara sosial dan fisik dengan orang miskin, dan mengapa, ketika keadaan mengharuskan mereka untuk itu, mereka harus melindungi diri mereka sendiri dan harta milik mereka dengan tembok, pintu gerbang, pagar, anjing, penjaga bersenjata, masyarakat dengan hak-hak istimewa yang sama, dan – jika perlu – kekerasan yang mematikan atau bahkan perang.” Tidak bisa dihindari, dan tanpa diketahui oleh mereka, para pendatang baru di sebuah masyarakat akan berperilaku dalam cara-cara yang menandai kepemilikan mereka dengan status yang diberikan. Ketika misionaris memenuhi hanya sebagian dari perilaku yang diharapkan sesuai dengan status mereka dan peran yang menyertainya, orang-orang bisa merasa sangat dikhianati atau marah. Misalnya, banyak misionaris, dalam usaha untuk membantu ekonomi orang-orang, tanpa disadari telah berperan sebagai penyokong atau majikan feodal. Jika kemudian mereka tidak mau memenuhi kewajiban mereka sesuai dengan peranan itu, akibat yang bisa dimengerti adalah kebingungan, frustrasi, dan bahkan kemarahan. Ketulusan dan kejujuran dari misionaris seperti itu dipertanyakan.
Saya menyarankan dengan rendah hati bahwaorang Kristen Barat secara umum – termasuk misionaris – dimanapun mereka baik mengantisipasi atau menemukan bahwa cara hidup mereka dan julukan mereka membuat mereka kaya dengan standar-standar dari sekeliling mereka – mempunyai status “orang kaya yang budiman” dan belajar untuk memerankannya sesuai dengan peran dalam cara yang tepat baik secara budaya maupun pengajaran alkitabiah. Apa yang diharapkan akan bervariasi dari budaya ke budaya, namun orang-orang biasanya membuat perbedaan yang jelas antara orang kaya yang baik dan orang kaya yang jahat. Misionaris seharusnya menginginkan untuk tujuan yang baik dari rangkaian kesatuan yang dilukiskan secara budaya. Pada gilirannya, status cita-cita yang dimaknai budaya dan peranan yang menyertainya perlu disampaikan berdasarkan Alkitab untuk memastikan bahwa kehidupan misionaris memiliki sifat-sifat sesuai dengan ajarannya.