Dari Perspektif: Tentang Gerakan Orang Kristen Dunia
Draf Buku Perspektif
John Piper
- John Piper adalah Gembala untuk Khotbah dan Visi di Bethlehem Baptist Church di Minneapolis, beliau telah melayani di sana sejak tahun 1980. Beliau telah menulis banyak buku di antaranya Desiring God, The Pleasures of God, God Is the Gospel dan Don’t Waste Your Life.
- Tulisan ini diambil dari Let the Nations Be Glad, 1993. Digunakan dengan izin dari Baker Book House, Grand Rapids, MI.
Dari Let the Nations Be Glad, 1993. Digunakan dengan ijin dari Baker Book House, Grand Rapids, MI.
- Dan Yesus datang serta berkata kepada mereka, “Segala kuasa di surga dan di bumi telah diberikan kepada-Ku. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."- Mat 28:19-20
Perkataan Tuhan kita sangatlah penting bagi pemahaman tugas misionari Gereja. Terutama, kata-kata “jadikanlah semua bangsa murid-Ku” haruslah dipelajari baik-baik. Kata-kata ini mengadung ungkapan yang sangat penting “semua bangsa” yang sering kali ditujukan dengan bentuk bahasa Yunani Panta ta Ethne (panta = all [semua], ta = the, ethne = nations[bangsa-bangsa]). Alasan mengapa ini adalah ungkapan yang penting adalah ethne, ketika diterjemahkan sebagai “nations,”(bangsa-bangsa) terdengar seperti sebuah kelompok secara politis atau geografis. Itu adalah pemakaian [bahasa Inggris] yang paling umum.
Namun kita akan melihat bahwa ini tidaklah demikian pada arti bahasa Yunani. Tidak juga selalu demikian dalam bahasa Inggris. Misalnya, kita mengatakan the Cherokee Nation atau the Sioux Nation. Ini artinya sesuatu seperti: orang-orang dengan identitas etnis yang disatukan. Kenyataannya, kata “ethnic” (etnis) berasal dari kata Yunani ethnos (singular of ethne[bentuk tunggal ethne]). Kecenderungan kita, karenanya, adalah untuk memakai Panta ta Ethne sebagai referensi untuk “all the ethnic groups.”[semua kelompok etnis]. “Pergilah dan jadikanlah semua kelompok etnis murid-Ku.”
Namun inilah tepatnya apa yang perlu diuji dengan penyelidikan yang seksama dari konteks alkitabiah yang lebih luas.
Pemakaian Bentuk Tunggal Ethnos di dalam Perjanjian Baru
Di dalam Perjanjian Baru, bentuk tunggal ethnos tidak pernah dipakai untuk orang-orang bukan Yahudi.1
Ini adalah fakta yang menyolok. Setiap kali bentuk tunggal ethnos muncul, itu selalu dipakai untuk sekelompok orang atau “bangsa” yaitu seringnya bangsa Yahudi, meskipun di dalam bentuk jamak biasanya diterjemahkan “orang-orang bukan Yahudi” dalam membedakan dari orang-orang Yahudi. 2
Berikut adalah contoh untuk menggambarkan arti yang berkaitan dari penggunaan bentuk tunggal ethnos:
Bangsa '(ethnos)' akan bangkit melawan bangsa '(ethnos)' dan kerajaan akan melawan kerajaan, dan akan terjadi bencana kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat (Mat. 24:7). Sekarang di Yerusalem tinggal orang-orang Yahudi yang saleh dari semua bangsa (ethnos) di bawah langit (Kis. 2:5).
Dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap suku dan bangsa (ethnos) (Why. 5:9) Survei dari bentuk tunggal ini menyatakan bahwa kata ethnos secara alamiah dan biasa mengandung arti yang berkaitan dalam referensi untuk kelompok orang-orang dengan identitas etnis tertentu. Bahkan, referensi di dalam Kis. 2:5 untuk “semua bangsa” sangat dekat dengan bentuk untuk “semua bangsa” di dalam Mat. 28:19. Dan di dalam Kis. 2:5 kata itu ditujukan untuk beberapa jenis sekelompok orang.
Penggunaan Bentuk Jamak Ethnos di dalam Perjanjian Baru
Tidak seperti bentuk tunggal, bentuk jamak dari ethnos tidak selalu dipakai untuk “kelompok orang.” Kadang-kadang dipakai hanya untuk orang-orang bukan Yahudi.3
Banyak contoh adalah berarti dua. Apa yang penting untuk dilihat adalah bahwa di dalam bentuk jamak, kata dapat dipakai baik untuk kelompok etnis atau hanya untuk orang-orang bukan Yahudi yang mungkin tidak terbentuk dalam satu kelompok etnis. Misalnya, untuk menggambarkan arti orang-orang bukan Yahudi, simaklah pemakaian ethnos di teks berikut ini.
Ketika Paulus kembali kepada orang-orang bukan Yahudi di Antiokia setelah ditolak oleh orang-orang Yahudi, Lukas berkata “Dan ketika orang-orang bukan Yahudi mendengar ini, mereka bergembira dan memuliakan firman Allah” (Kis. 13:48). Ini merupakan referensi bukan untuk bangsa-bangsa tetapi untuk kelompok orang-orang bukan Yahudi di rumah ibadah yang mendengarkan Paulus. “Kamu tahu bahwa ketika kamu masih orang-orang bukan Yahudi, kamu ditarik kepada berhala-berhala yang bisu” (1 Kor. 12:2). Di dalam ayat ini “kamu” menunjuk kepada orang bukan Yahudi yang bertobat di Korintus. Tidaklah masuk akal mengatakan, “Ketika kamu masih bangsa-bangsa...”
Ini mungkin cukup untuk menunjukkan bahwa bentuk jamak ethnos tidak selalu berarti bangsa atau “kelompok orang.” Sebaliknya, bentuk jamak, sama seperti bentuk tunggal, tentu saja bisa, dan seringkali, menunjuk kepada “kelompok orang.” Contoh:
Berkaitan dengan penerimaan tanah perjanjian oleh Israel, Paulus berkata, “Dan setelah Dia membinasakan tujuh bangsa (ethne) di tanah Kanaan, Dia memberi mereka tanah mereka untuk menjadi warisan” (Kis. 13:19).
Selama tiga setengah hari orang-orang dari semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum (ethnon) melihat mayat mereka” (Why. 11:9). Di dalam rangkaian ini jelaslah bahwa “bangsa-bangsa” mengacu kepada beberapa jenis kelompok etnis, bukan hanya orang-orang bukan Yahudi saja.
Dapat terlihat, kemudian, bahwa bentuk jamak ethne bisa berarti orang-orang bukan Yahudi yang mungkin bukan bagian dari satu kelompok orang, atau bisa juga berarti (seperti selalu demikian dalam bentuk tunggal) sekelompok orang dengan identitas etnis. Ini berarti bahwa kita belum bisa pasti yang manakah arti yang dimaksudkan di dalam Mat. 28:19. Kita belum bisa menjawab pertanyaan apakah tugas misi hanyalah untuk menjangkau sebanyak mungkin orang atau menjangkau semua kelompok orang di dunia.
Penggunaan Panta ta Ethne di dalam Perjanjian Baru
Perhatian kita yang dekat adalah tentang arti dari Panta ta Ethne di Mat. 28:19, “Pergi dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku.” Dari 18 penggunaan Panta ta Ethne (atau variasinya) hanya satu-satunya di Mat. 25:32 yang tampaknya berarti “orang-orang bukan Yahudi.” (Lihat komentar di atas tentang ayat itu.) Tiga yang lain mengartikan kelompok orang berdasarkan konteksnya (Kis. 2:5; 10:35; 17:26).
Enam yang lain mengartikan kelompok orang berdasarkan kaitan dengan Perjanjian Lama (Mrk. 11:17; Luk. 21:24; Kis. 15:17; Gal. 3:8; Why. 12:5; 15:4). Delapan sisanya (Ma.t 24:9; 24:14; 28:19; Luk. 12:30; 24:47; Kis. 14:16;2 Tim. 4:17; Rm. 1:5) bisa diartikan dua-duanya.
Apa yang bisa kita simpulkan sejauh ini berkenaan dengan arti dari Panta ta Ethne di Matius 28:19 dan signifikansi misionarinya yang lebih luas?
Penggunaan bentuk tunggal ethnos di dalam Perjanjian Baru selalu mengacu kepada sekelompok orang. Penggunaan bentuk jamak ethnos kadang-kadang pasti sekelompok orang dan kadang-kadang pasti mengacu kepada orang-orang bukan Yahudi, namun biasanya bisa dua-duanya. Kata Panta ta Ethne yang pasti mengacu kepada orang-orang Yahudi hanya sekali, namun yang pasti mengacu kepada kelompok orang-orang sembilan kali. Kedelapan sisanya mungkin mengacu kepada kelompok orang-orang. Kombinasi dari hasil-hasil ini menyatakan bahwa arti Panta ta Ethne sangat condong ke arah “semua bangsa(kelompok orang-orang).”
Harapan Perjanjian Lama
Perjanjian Lama penuh dengan janji-janji dan harapan bahwa Allah suatu hari kelak akan disembah oleh orang-orang dari semua bangsa di dunia. Kita akan melihat bahwa janji-janji ini membentuk dasar yang jelas tentang visi misionari Perjanjian Baru.
Kata Panta ta Ethne muncul di dalam Perjanjian Lama Yunani sekitar 100 kali dan jelas tidak pernah berarti orang-orang bukan Yahudi namun selalu berarti “semua bangsa” di dalam pengertian kelompok orang-orang di luar Israel. 4
Semua Keturunan di Bumi Akan Diberkati
Yang mendasar dari visi misonari Perjanjian Baru adalah janji yang dibuat oleh Allah kepada Abraham di Kejadian 12:1-3:
Maka Tuhan berkata kepada Abraham, “Pergilah dari negerimu dan sanak saudaramu dan rumah ayahmu ke tanah yang akan Aku tunjukkan kepadamu. Dan Aku akan menjadikanmu bangsa yang besar dan Aku akan memberkatimu dan menjadikan namamu besar, sehingga kamu akan menjadi berkat. Aku akan memberkati mereka yang memberkatimu, dan orang yang mengutukmu akan Aku kutuk; dan olehmu semua keturunan di bumi akan diberkati.”
Janji atas berkat universal ini kepada semua “keturunan” di bumi secara mendasar diulang-ulang di Kejadian 18:18;22:18; 26:4; 28:14.
Di 12:3 dan 28:14 kata Ibrani untuk “semua keturunan” (kol mishpahot) diterjemahkan dalam Perjanjian Lama bahasa Yunani dengan pasai hai phulai. Kata phulai berarti “suku-suku” di sebagian besar konteks. Tetapi mishpaha, bisa, dan biasanya, lebih kecil daripada sebuah suku. 5
Misalnya ketika Akhan berdosa, Israel diperiksa dalam urutan ukuran yang semakin kecil: pertama berdasarkan suku, lalu berdasarkan mishpaha (keluarga), lalu berdasarkan rumah tangga (Yos. 7:14). Jadi berkat Abraham dimaksudkan oleh Allah untuk menjangkau kelompok orang yang lumayan kecil. Kita perlu mengartikan kelompok-kelompok ini dengan ketelitian agar merasakan dampak dari janji ini. Tiga pengulangan lain tentang janji Abraham ini di Kejadian memakai kata “semua bangsa” (Ibrani: kol goyey) yang diterjemahkan oleh Septuaginta sebagai Panta ta Ethne yang dikenal dalam masing-masing kasus (18:18; 22:18; 26:4).
Ini sekali lagi menyatakan dengan kuat bahwa istilah Panta ta Ethne di dalam konteks misionari memiliki lingkup kelompok orang-orang daripada orang-orang bukan Yahudi. Perjanjian baru dengan jelas menyatakan janji Abraham khusus ini dua kali. Di Kis 3:25 Petrus mengatakan kepada sekelompok banyak orang Yahudi, “Kamu adalah keturunan para nabi dan kovenan yang Allah berikan kepada nenek moyangmu, berkata kepada Abraham, ’Dan oleh keturunanmu semua keturunan di bumi diberkati.’”
Kutipan janji Abraham yang lain di Perjanjian baru ada di Galatia 3:6-8:
Maka Abraham “mempercayai Allah, dan itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.” Jadi kamu lihat bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham. Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui bahwa Allah akan menghakimi orang-orang bukan Yahudi (ta ethne) oleh karena iman, telah memberitahukan Injil kepada Abraham, mengatakan, “Olehmu semua bangsa (Panta ta Ethne) akan diberkati.”
Yang bisa kita simpulkan dari perkataan di Kejadian 12:3 dan pemakaiannya di dalam Perjanjian Baru adalah bahwa tujuan Allah bagi dunia adalah berkat Abraham, yaitu, keselamatan diperoleh melalui Yesus Kristus, benih Abraham, akan menjangkau semua kelompok etnis orang-orang di dunia. Ini akan terjadi ketika orang-orang dari masing-masing kelompok percaya kepada Kristus dan karenanya menjadi “anak-anak Abraham” (Gal 3:7) dan mewarisi janji itu (Gal. 3:29). Peristiwa keselamatan pribadi sebagai orang-orang yang percaya kepada Kristus akan terjadi di antara “semua bangsa.”
Amanat Agung: Ada tertulis! Catatan Lukas tentang perkataan Yesus di Luk. 24:45-57, jika diteliti dengan konteks Perjanjian Lama yang mirip, menunjukkan bukti yang lebih lanjut tentang keinginan Kristus untuk semua suku bangsa. “Ada tertulis demikian: Kristus harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan bahwa dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada semua bangsa (Panta ta Ethne), mulai dari Yerusalem.’”
Konteks di sini sangatlah penting untuk tujuan kita. Pertama, Yesus “membuka pikiran mereka untuk mengerti Kitab Suci.” Lalu Dia berakta. “Maka ada tertulis” (di Perjanjian Lama), mengikuti (di bahasa asli Yunani) dengan ungkapan infinitif yang berhubungan yang memperjelas apa yang tertulis di Perjanjian Lama:
Pertama, bahwa Kristus harus menderita, keduan, bahwa Dia akan bangkit pada hari ketiga, dan ketiga, bahwa pertobatan dan pengampunan dosa disampaikan di dalam nama-Nya kepada “semua bangsa.”
Jadi Yesus sedang mengatakan bahwa amanat-Nya untuk menyampaikan pertobatan dan pengampunan kepada semua bangsa “tertulis” di “Kitab Suci” Perjanjian Lama. Ini adalah salah satu dari hal-hal yang Dia bukakan pada pikiran mereka untuk dimengerti. Namun apakah konsep Perjanjian Lama tentang tujuan Allah menjangkau seluruh dunia ( yang kita temui di atas)? Ini adalah yang dilihat oleh Paulus, yaitu tujuan untuk memberkati semua keturunan di bumi dan memenangkan orang-orang yang menyembah dari “semua bangsa.”6
Oleh karena itu, kita memiliki bukti yang kuat bahwa Panta ta Ethne di Luk 24:47 dimengerti oleh Yesus tidak hanya dalam istilah orang-orang Yahudi, tetapi juga kesatuan orang-orang di dunia yang harus mendengar berita pertobatan untuk pengampunan dosa.
Rumah Doa Bagi Semua Bangsa
Penunjuk yang lain dari cara Yesus berpikir tentang dari tujuan misionari Allah menjangkau seluruh dunia berasal dari Mrk. 11:17. Ketika Yesus menyucikan bait Allah Dia mengutip Yesaya 56:7: Bukankah ada tertulis, “Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi semua bangsa (pasin tois ethnesin)?”
Alasan mengapa ini penting bagi kita adalah karena itu menunjukkan bahwa Yesus menghubungkan Perjanjian Lama (sama seperti yang Dia lakukan di Luk. 24:45-47) untuk mengartikan tujuan Allah menjangkau seluruh dunia. Dia mengutip Yesaya 56:7 yang di dalam bahasa Ibrani dengan jelas mengatakan, “Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi semua bangsa (kol ha’ammim).”
Arti kelompok orang tidak mungkin salah. Maksud Yesaya bukan semua orang bukan Yahudi yang akan memiliki hak untuk berdiam di hadapan Allah, tetapi bahwa akan ada para petobat dari “semua suku bangsa” yang akan memasuki bait Allah untuk beribadah. Yesus akrab dengan harapan Perjanjian Lama ini, dan bahwa Dia mendasarkan pengharapan seluruh dunia ini pada referensi untuknya (Mrk. 11:17; Luk. 24:45-47), menyatakan bahwa kita harus mengartikan “Amanat Agung”-Nya selaras dengan hal ini.
Kembali ke “Amanat Agung” di Matius
Sekarang kita kembali ke usaha awal kita untuk memahami apa yang Yesus maksudkan di Matius 28:19 ketika Dia berkata “Pergilah dan jadikanlah Panta ta Ethne murid-Ku.” Perintah ini memiliki janji keberhasilan yang bertalian di Matius 24:14, “Dan Injil kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia, sebagai kesaksian kepada semua bangsa (pasin tois ethnesin); dan setelah itu kesudahannya akan datang.” Lingkup perintah dan lingkup janji itu memegang erat-erat arti dari Panta ta Ethne.
Kesimpulan saya dari apa yang telah kita lihat di bab ini adalah bahwa seseorang harus benar-benar melawan arus bukti untuk mengartikan kata phrase Panta ta Ethne sebagai “semua orang-orang bukan Yahudi” (atau “semua negeri”). Melainkan, fokus perintah itu adalah memuridkan semua kelompok orang di dunia. Kesimpulan ini berasal dari ringkasan penyelidikan alkitabiah kita berikut ini:
- Di dalam Perjanjian Baru, penggunaan bentuk tunggal ethnos tidak pernah berarti orang-orang bukan Yahudi, namun selalu berarti kelompok orang atau bangsa.
- Bentuk jamak ethne bisa berarti orang-orang bukan Yahudi atau pun kelompok orang. Kadang-kadang konteks mengartikan dengan satu atau yang lainnya. Namun di banyak tempat, dapat diartikan kedua-duanya.
- Kata Panta ta Ethne muncul 18 kali di Perjanjian Baru. Hanya satu kali yang pasti berarti orang-orang bukan Yahudi. Sembilan kali pasti berarti kelompok orang. Yang delapan kali mendua arti.
- Jelas dari semua 100-an penggunaan Panta ta Ethne di dalam Perjanjian Lama bahasa Yunani mengacu kepada bangsa-bangsa yang dibedakan dari bangsa Israel.
- Janji yang diberikan kepada Abraham bahwa oleh dia “semua keturunan di bumi” akan diberkati dan bahwa dia akan menjadi “bapa banyak bangsa” dibicarakan di Perjanjian Baru dan memberikan misi Gereja fokus kelompok orang karena penekanan Perjanjian Lama ini.
- Konteks Perjanjian Lama tentang amanat misionari di Luk 24:46-47 menunjukkan bahwa Panta ta Ethne paling natural memiliki arti “semua suku bangsa atau bangsa.”
- Markus 11:17 menunjukkan bahwa Yesus mungkin memikirkan pemahaman akan kelompok orang ketika Dia memimpikan tujuan Allah menjangkau seluruh dunia.
Oleh karena itu di dalam semua kemungkinan, Yesus tidak mengutus rasul-rasul-Nya dengan misi yang umum hanya untuk memenangkan sebanyak mungkin orang yang mereka bisa lakukan, tetapi untuk menjangkau segala suku bangsa di dunia dan karenanya mengumpulkan “anak-anak Allah” yang terserak (Yoh. 11:52), dan untuk memanggil semua “yang telah dibeli dari semua bahasa, suku, kaum, dan bangsa” (Why. 5:9), sampai orang-orang yang ditebus dari “segala suku bangsa memuji Dia” (Rm. 15:11).
Maka ketika Yesus berkata di Matius 24:14 bahwa “Injil harus disampaikan kepada semua bangsa (Panta ta Ethne),” tidak ada alasan untuk menafsirkan ini dengan apa pun selain bahwa Injil harus menjangkau segala suku bangsa di dunia sebelum akhir zaman tiba. Dan ketika Yesus berkata, “pergilah dan jadikanlah semua bangsa (Panta ta Ethne) murid-Ku.” Tidak ada alasan untuk menafsirkan ini dengan apa pun selain bahwa tugas misionari gereja adalah untuk menekankan kepada orang-orang yang belum terjangkau sampai Tuhan datang. Yesus memerintahkan ini dan Dia meyakinkan kita bahwa itu akan diselesaikan sebelum Dia datang kembali. Dia bisa membuat janji itu karena Dia sendiri yang membangun Gereja-Nya dari semua suku bangsa. Segala kuasa di surga dan di bumi telah diberikan kepada-Nya untuk hal yang sama ini (Mat. 28:18).