PERSPEKTIF
.co
christian
online
Perspektif: Tentang Gerakan Orang Kristen Dunia

Kebergantungan

Dari Perspektif: Tentang Gerakan Orang Kristen Dunia

Langsung ke: navigasi, cari

Draf Buku Perspektif


Glenn Schwartz

Glenn Schwartz adalah Direktur Eksekutif yang mendirikan World Mission Associates, sebuah misi yang memberi nasihat organisasi yang menjalankan pelayanan di Amerika Utara, Amerika Latin, England, dan Afrika. Beliau adalah Asisten Dekan Fuller School of Wolrd Mission selama 6 tahun, dan seorang misionaris di Zambia dan Zimbabwe selama 7 tahun. Pada tahun 2007, dia mempublikasikan When Charity Destroys Dignity.

Kederwananan kristen yang bertujuan baik seringkali ketahuan sebelumnya dengan menciptakan kebergantungan. Kita bisa mendapatkan pelajaran yang berharga dari kegagalan atas kebaikan yang salah jalan sebelumnya.

Daftar isi

Pelajaran pertama: Setiap Orang Seharusnya memberi

Seorang percaya Navajo India dari US bagian barat, yang warganya telah sangat menderita oleh populasi lainnya, dilaporkan telah mempunyai pengertian yang luar biasa ini. Dia berkata, "para misionaris tidak mengajar kami untuk memberi persepuluhan karena mereka pikir kami miskin. Mereka tidak tahu bahwa kami miskin karena kami tidak memberikan persepuluhan. " Ada sebuah hukum di dunia bahwa Allah memberi Anda sesuatu, Anda seharusnya memberikan kembali sebagian kepada-Nya. Saya tidak sedang mengatakan bahwa persepuluhan adalah jawaban bagi semua masalah gereja, tetapi saya mengatakan bahwa jika kita menganggap orang-orang tidak bisa memberi kembali kepada Allah sebagian dari apa yang telah diberikan kepada mereka – jika kita menganggp bahwa mereka terlalu miskin untuk memberi kepada Allah – kita mencabut mereka dari berkat yang telah Allah sediakan bagi mereka.

Pelajaran kedua: Membangun Martabat dan Kepemilikan

Pada waktu pihak luar membangun gedung gereja untuk orang-orang lokal, mereka bisa kurang hati-hati menjadi pencuri dari harga diri. Dana asing untuk pembangunan dapat membuang hak istimewa yang seharusnya dimiliki orang-orang lokal untuk membangun gereja, klinik, atau sekolah mereka sendiri. Daripada mempertahankan martabat, kita bisa menciptakan kebergantungan yang sering datang kembali membayangi diri kita.

Pada seminar mengenai hal ini, seorang misionaris Amerika di belakang ruangan mengangkat tangan dan berkata, "Saya tahu apa yang sedang Anda bicarakan. Beberapa tahun yang lalu saya membawa sebuah kelompok terdiri dari 36 orang dari Amerika Utara ke Amerika Selatan untuk membangun gedung gereja bagi orang percaya lokal. Kami tinggal di sana selama beberapa minggu, menyelesaikan bangunannya, menyerahkannya kepada orang-orang lokal kemudian kembali pulang. Dua tahun kemudian kami menerima surat dari orang-orang di gereja itu: "Teman-teman yang terkasih, atap gereja kami bocor. Tolong datang dan perbaiki..."

Sebaliknya, beberapa masyarakat misi, dari awal, mendesak keterlibatan orang-orang lokal pada waktu membangun gedung mereka, mendukung penginjil mereka dan mengutus beberapa misionaris. Beberapa dari gereja ini bukan hanya membangun gedung mereka sendiri, tetapi mengutus misionaris mereka sendiri di dalam dekade pertama keberadaan mereka.

Pelajaran ketiga: Membuatnya Bisa Berkembang Biak

Struktur gerakan Kristen yang diperkenalkan kepada banyak bagian di Afrika tengah dan Timur tidak bisa berkembang biak. Struktur asing yang rumit ini dibuat dan dibangun selama berpuluh-puluh tahun dengan pengeluaran jutaan dolar, pounds, dan deutshmarks.

Jika kunjungan orang asing selama periode kolonial tidak bisa menjalankan program tanpa subsidi asing yang banyak, bagaimana mereka mengharapkan orang-orang percaya untuk melakukannya ketika subsidi diambil? Hasilnya yaitu di Afrika Tengah dan Timur, gereja demi gereja tidak bisa berpikir penginjilan lintas budaya di bawah batasan-batasan mereka karena beratnya/beban struktur yang diwarisi dari sebelumnya. Lagipula, karena banyak dari program gereja ini yang tidak bisa dilanjutkan secara lokal, bagaimana mungkin mereka bisa berkembang biak dimana-mana?

Karena itu, para pemimpin gereja lokal yang bertujuan lebih sibuk dengan pemeliharaan daripada penjangkauan misionari yang dinamis. Mereka hanya memiliki sedikit sisa tenaga untuk mewujudkan penjangkauan lintas budaya, membiarkan saja petualangan penghargaan rohani. Pada akhirnya, para pemimpin lokal tampak seperti pengelola yang tidak pandai, atau bahkan gagal, karena tidak mampu menjalankan program gereja. Itu hanya merupakan satu dari banyak hasil yang mengecewakan dari menciptakan struktur yang tidak bisa berkembang biak.

Pelajaran keempat: Menghindari Kebergantungan pada Dana Pihak Luar

Mungkin satu aspek yang paling menyedihkan dari gereja dan struktur misi yang tidak bisa berkembang biak adalah bahwa kucuran dana dari pihak luar yang sangat besar jumlahnya merupakan hal yang sesungguhnya menjadikan gereja-gereja tetap "miskin." Orang percaya selama bertahun-tahun mendapati bahwa tidak harus memasukkan uang kertas ke dalam persembahan gereja. Mereka tahu jika mereka duduk dan menunggu cukup lama, dana pada akhirnya akan datang dari sumber yang tidak kelihatan. Sesungguhnya, mereka yang membuat program tidak tahan untuk melihat program itu gagal. Orang-orang yang "terharu/tergerak hati" akan mencari dana dan menutup kekurangannya, jika bukan untuk alasan lain kecuali menyelamatkan reputasi orang-orang yang memulai program itu pada awalnya.

Bahkan gereja-gereja garis utama yang telah mengalami berkat dengan menjadi mandiri secara organisasi dan finansial menemukan bahwa perlu untuk terus mengajarkan kepada umat mereka bahwa "lebih berbahagia untuk memberi daripada menerima." Kadang-kadang ketentraman yang didapatkan kelompok lain yang menerima uang dari pihak luar menjadi sebuah godaan yang kuat. Ini membuat kita ingat bahwa orang bisa dibeli dengan uang. Barisan M menyeberangi Afrika, didanai oleh Middle East petrodollars, merupakan sebuah sumber yang sungguh berbahaya bagi orang Afrika yang kristen namanya saja.

Kisah Sedih Lainnya

Sebuah organisasi besar Kristen di Afrika Timur baik dalam hal fungsinya secara keseluruhan memakai dana lokal. Struktur secara budaya ditempatkan dengan benar. Dana lokal terus bertambah. Kemudian seorang dermawan di Eropa menawarkan kepada mereka sebuah dana bantuan yang besar. Mereka merasa tidak bisa menolaknya tanpa menyinggung hati dermawan. Namun sesuatu yang tragis terjadi di dalam proses. Anggota yayasan institusi mengatakan, "Jika uang dari luar negeri begitu mudah diperolah, mengapa kita bersusah payah untuk meningkatkan dana lokal?" Menyedihkan, rencana pengumpulan dana lokal dikikis. Jiwa institusi dijual setuju dengan uang mudah. Kita semua seharusnya menangis.

Dan Kisah Bahagia

Seorang pendeta di Propinsi Cave di Afrika Selatan mempunyai sebuah visi untuk sebuah pelayanan dengan budget 100 juta rand. Hati saya tenggelam ketika saya mendengar bahwa dia baru-baru ini pergi ke Eropa. Bayangkan betapa kagetnya saya ketika saya mengetahui bahwa Allah berbicara kepadanya dalam perjalanan itu, mengatakan padanya bahwa uangnya harus digalang dari rumah, dari para pengusaha di Propinsi Cave di Afrika Selatan. Jika ini dilakukan, berkat akan berlimpah-limpah di antara semua orang di propinsi Cave, daripada dibatasi oleh beberapa dermawan Eropa.

Sebuah Kisah Kerja Keras

Setelah memastikan ijin dari pihak berwenang lokal, seorang pendeta membeli sebidang ladang dan berencana untuk membajaknya. Seorang penduduk desa tetangga melihat apa yang sedang dilakukannya. Dia mendekati pemimpin gereja di ladang dan berkata, "Pendeta, mengapa Anda membajak tanah ini?" Dia menjawab, "Karena persembahan gereja menurun dan saya harus menyokong keluarga saya."

Tetangga itu menanggapi, "Anda adalah hamba Allah, Anda seharusnya melakukan pekerjaan Allah. Pergilah melakukan pekerjaan Allah, dan saya akan membajak ladang ini untuk Anda." Ketika musim panen tiba tetangga menawarkan bantuan kepada pendeta itu lagi.

Pemimpin gereja itu kemudian membuat pengamatan ini. "Ketika umat kita melihat bahwa kita sebagai pemimpin gereja bersedia untuk bekerja untuk mencari nafkah kita sendiri, maka umat kita akan menunjukkan bahwa mereka bersedia untuk menolong. Begitulah bagaimana sikap umat kita akan berubah."

Pikirkanlah hal ini lagi demikian: selama ada sumber penghasilan terselubung dari tempat yang tidak diketahui, orang-orang lokal tidak akan merasa perlu untuk mendukung pelayanan mereka sendiri. Pertanyaannya adalah ini: Adakah yang memiliki keberanian untuk menggagalkan sistem supaya apa yang muncul benar-benar merupakan milik dari umat?

Apa yang Bisa Dilakukan: Mengupayakan Sumber Lokal

Lebih dari 100 tahun yang lalu, ahli misi menemukan pentingnya dukungan sendiri untuk menegakkan misi gereja. Sekarang, satu abad berikutnya, bukan hanya pelajaran tentang sehatnya dukungan sendiri tidak diterapkan, tetapi banyak merasionalisasikan bahwa satu-satunya hal yang masuk akal untuk melakukannya adalah menambah atau dalam beberapa hal menggantikan pemberian lokal dengan sumber dunia. Mereka tampaknya tidak menyadari bahwa ketika sumber dunia menggantikan sumber lokal, orang-orang kehilangan suka cita dari memberikan kembali kepada Tuhan sebagian dari apa yang telah Dia berikan kepada mereka. Bahkan lebih tragis, di beberapa tempat Injil tidak akan disampaikan karena terlalu banyak uang yang diselewengkan oleh gereja-gereja yang sudah berdiri.

Seorang pemimpin dari Afrika Timur berkata kepada saya bahwa dia menghadapi tantangan ganda: "Kami harus melakukan lebih daripada berhasil menggalang dana lokal. Itu yang bisa kami lakukan. Sebagai tambahan, kami harus menantang struktur dan anggapan Barat yang terus mengucurkan dana dari luar." Sekarang saatnya untuk menghentikan aliran dana yang salah arah untuk gereja-gereja yang muncul, sehingga kita dapat melihat gereja-gereja bergerak di dalam berkat Allah.



Draf Buku "Perspektif: Tentang Gerakan Orang Kristen Dunia -- Manual Pembaca" Edisi Keempat, Disunting oleh Ralph D. Winter, Steven C. Hawthorne. Hak Cipta terbitan dalam bahasa Indonesia ©2010 pada Perspectives Indonesia

... kembali ke atas