Injil Kerajaan (2)
Draf Buku Perspektif
... Sambungan dari bagian 1
George Eldon Ladd
1. Berita Kerajaan Allah
Berita-nya adalah Injil Kerajaan Allah; kabar baik ini adalah mengenai Kerajaan Allah. Sebagian orang pernah berkata bahwa Injil Kerajaan Allah bukanlah Injil keselamatan. Mereka mengatakan bahwa Injil Kerajaan adalah pengumuman khusus mengenai kedatangan Kristus yang akan diberitakan pada masa kesusahan besar oleh sisa orang Yahudi setelah Gereja sudah tidak ada. Kita tidak dapat membahas panjang lebar mengenai masalah ini, tetapi kita dapat menemukan bahwa Injil Kerajaan adalah Injil yang telah diberitakan oleh para rasul dalam Gereja mula-mula. Pertama kita harus memperhatikan suatu hubungan yang erat antara Matius 24:14 dan Amanat Agung. Ketika Tuhan naik ke sorga, Dia memerintahkan para murid-Nya:
- Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (Mat. 28:19-20).
Ketika orang membandingkan ayat-ayat ini, ayat-ayat tersebut dapat langsung mendapat jawabannya. “Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?” “Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku.… Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Kedua ayat ini berbicara mengenai misi yang sama: penginjilan ke seluruh dunia sampai akhir zaman. Fakta ini menyatukan Matius 28:19 dan Matius 24:14. Kitab Kisah Para Rasul menunjukkan bahwa para rasul telah berusaha memenuhi misi ini. Di dalam Kisah Para Rasul 8:12, Filipus pergi ke Samaria dan memberitakan Injil. Terjemahan RSV secara akurat menggambarkan misi Filipus dengan kalimat ini: “dia memberitakan kabar baik tentang Kerajaan Allah.” Jika diterjemahkan secara harfiah, kalimatnya menjadi, “menginjili tentang Kerajaan Allah.” Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani memiliki akar yang sama bagi kata benda, “Injil,” dan kata kerja, “menginjili” atau “memberitakan Injil.” Sayangnya bahasa Inggris tidak memiliki idiom yang sama; jika ada maka hal tersebut dapat membantu kita mengerti kebenaran ini. Matius 24:14 berbicara mengenai “Injil Kerajaan,” dan Kisah Para Rasul 8:12 berbicara mengenai “menginjili tentang Kerajaan.” Injil Kerajaan Allah ini harus diberitakan di seluruh dunia. Filipus pergi ke Samaria, menginjili tentang Kerajaan Allah, dengan kata lain, memberitakan Injil Kerajaan Allah. Di dalam terjemahan bahasa Inggris kita menemukan bahwa Kisah Para Rasul 8:12 memiliki frasa yang sama seperti Matius 24:14 kecuali dalam Kisah Para Rasul kita memiliki sebuah kata kerja dan bukan kata benda dengan preposisi “tentang” disisipkan dalam frasa. Ketika Paulus datang ke Roma dia mengumpulkan orang-orang Yahudi bersama-sama, karena Paulus selalu mengabarkan Injil “pertama-tama kepada orang Yahudi.” Apa berita yang diberikan Paulus? “Lalu mereka menentukan suatu hari untuk Paulus. Pada hari yang ditentukan itu datanglah mereka dalam jumlah besar ke tempat tumpangannya. Ia menerangkan dan memberi kesaksian kepada mereka tentang Kerajaan Allah; dan berdasarkan hukum Musa dan kitab para nabi ia berusaha meyakinkan mereka tentang Yesus. Hal itu berlangsung dari pagi sampai sore” (Kis. 28:23). Kesaksian mengenai Kerajaan Allah, Injil Kerajaan, merupakan berita yang Paulus berikan kepada orang-orang Yahudi di Roma. Akan tetapi, Paulus menemui reaksi yang sama seperti Tuhan kita ketika Dia muncul di Israel memberitakan Kerajaan Allah (Mat. 4:17). Sebagian orang percaya, tetapi sebagian besar orang Yahudi menolak apa yang diberitakannya. Paulus kemudian mengumumkan tujuan Allah bagi orang bukan Yahudi karena orang Israel menolak untuk percaya: “Sebab itu kamu harus tahu, bahwa keselamatan yang dari pada Allah ini disampaikan kepada bangsa-bangsa lain dan mereka akan mendengarnya” (Kis. 28:28). Paulus mengabarkan Injil kepada orang Yahudi tentang Kerajaan Allah, tetapi mereka menolaknya. Karena itu, “keselamatan yang dari pada Allah ini” akan ditawarkan kepada bangsa-bangsa lain. Fakta bahwa Injil Kerajaan Allah sama dengan berita keselamatan lebih jauh dibuktikan oleh ayat berikut ini: “Dan Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya. Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus” (ay. 30-31). Kerajaan Allah diberitakan kepada orang Yahudi, ketika mereka menolaknya, Kerajaan yang sama akan diberitakan kepada bangsa-bangsa lain. Kabar Baik mengenai Kerajaan Allah merupakan berita Paulus baik kepada orang Yahudi maupun bangsa-bangsa lain.
Kemenangan atas Maut
Sekarang kita kembali lagi ke Kitab Suci yang dengan jelas dan sederhana menggambarkan apa itu Injil Kerajaan Allah. Di dalam 1 Korintus 15:24-26, Paulus menjelaskan tahapan dari karya penebusan Tuhan kita. Paulus menggambarkan kemenangan Kristus dengan kalimat, “Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.” Beginilah Alkitab menggambarkan pemerintahan Kristus dan tujuannya. Allah memerintah dalam pribadi Anak-Nya, Yesus Kristus. Dia memerintah untuk menaklukk+an musuh-musuh-Nya. Kemudian, “Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.” Inilah misi Kerajaan Allah: untuk membinasakan maut. Kerajaan Allah juga harus menghancurkan musuh-musuh yang lain, termasuk dosa dan Setan, karena maut adalah upah dosa (Rom. 6:23) dan Setanlah yang berkuasa atas maut (Ibr. 2:14). Hanya ketika maut, dosa dan Setan dibinasakan barulah semua orang yang telah ditebus akan mengenal berkat sempurna dari pemerintahan Allah. Injil Kerajaan Allah memberitakan kemenangan Kristus atas maut. Kemenangan akhir ada di masa yang akan datang ketika maut pada akhirnya dibuang ke lautan api (Why. 20:14). Meskipun demikian, Kristus telah mengalahkan maut. Paulus berkata bahwa anugerah Allah sekarang telah “dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa” (2 Tim. 1:10). Kata yang diterjemahkan “mematahkan” tidak berarti menghindar dari sesuatu; kata tersebut artinya mengalahkan, menghancurkan kekuasaan, menghentikan tindakannya. Kata Yunani yang sama digunakan dalam 1 Korintus 15:26, “Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.” Kata ini muncul juga dalam 1 Korintus 15:24, “Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.” Karena itu ada dua tahap kehancuran: kebinasaan dan kekalahan maut. Kebinasaan akhir dari maut menunggu Kedatangan Kristus yang Kedua, tetapi kematian dan kebangkitan Kristus telah membinasakan kematian. Kristus telah mematahkan kuasanya. Maut tetap merupakan musuh, tetapi maut adalah musuh yang telah dikalahkan. Kita memiliki kepastian kemenangan di masa yang akan datang karena kemenangan yang telah dicapai. Kita memiliki kemenangan yang pasti untuk diberitakan. Inilah kabar baik tentang Kerajaan Allah. Betapa orang membutuhkannya! Di mana pun seseorang pergi, dia menemukan kubur yang menganga menelan orang mati. Tangisan kehilangan, perpisahan, keberangkatan akhir membasahi setiap wajah. Setiap meja cepat atau lambat akan memiliki kursi kosong, setiap tempat duduk memiliki tempat kosong. Maut adalah pemerata yang hebat. Kekayaan atau kemiskinan, terkenal atau terlupakan, kuasa atau kehampaan, keberhasilan atau kegagalan, ras, kredo atau kultur?semua perbedaan yang ada dalam kemanusiaan kita tiada arti apa-apa di hadapan sapuan sabit kematian yang tak dapat ditolak yang memotong kita semua. Kuburan dapat semegah Taj Mahal, atau piramida yang sangat besar atau sebidang tanah berumput tanpa batu nisan yang terlupakan, atau di kedalaman laut yang tak tentu lokasinya. Tetap satu fakta ada: maut berkuasa. Di luar Injil Kerajaan Allah, maut adalah penakluk yang berkuasa yang di hadapannya kita tidak berdaya. Kita dapat memukul-mukul kuburan tanpa pengaruh apa pun. Kuburan itu tidak menghasilkan; kuburan tidak berespons. Tetapi Kabar Baiknya adalah: maut telah dikalahkan; penakluk kita telah ditaklukkan. Allah telah memperagakan kuasa Kerajaan-Nya melalui kemenangan Kristus di atas salib. Di hadapan Kerajaan Allah, maut tidak berdaya. Maut tidak dapat menahan-Nya; maut telah dikalahkan; kehidupan dan kekekalan telah dinyatakan. Kubur yang kosong di Yerusalem adalah buktinya. Inilah Injil Kerajaan Allah.
Kemenangan atas Setan
Musuh dari Kerajaan Allah adalah Setan; Kristus harus memerintah sampai Dia mengalahkan Setan. Kemenangan ini juga menanti Kedatangan Kristus. Sepanjang masa seribu tahun, setan diikat dalam sebuah lubang tanpa dasar. Hanya pada akhir masa tersebut dia akan dibuang ke lautan api. Tetapi kita telah menemukan bahwa Kristus telah mengalahkan setan. Kemenangan Kerajaan Allah bukan hanya di masa depan, tetapi kemenangan awal yang besar sudah terjadi. Kristus menjadi manusia?Dia berinkarnasi?“supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut” (Ibr. 2:14-15). Kata yang diterjemahkan “memusnahkan” merupakan kata yang sama seperti dalam 1 Korintus 15:24-26 dan 2 Timotius 1:10. Kristus telah meniadakan kuasa maut; Dia juga telah meniadakan kuasa Setan. Setan masih berkeliling mengaum-ngaum mendatangkan penganiayaan atas umat Allah (1 Ptr. 5:8); dia menyamar seperti malaikat terang masuk ke dalam lingkungan orang benar (2 Kor. 11:14). Tetapi Setan adalah musuh yang sudah kalah. Kuasa Setan, dominasinya telah dipatahkan. Kebinasaannya sudah pasti. Suatu kemenangan yang menentukan telah diraih. Kristus mengusir roh-roh jahat, membebaskan manusia dari belenggu kuasa kegelapan, membuktikan bahwa Kerajaan Allah melepaskan manusia dari perbudakan mereka kepada Setan. Kerajaan Allah membawa manusia keluar dari kegelapan kepada terang Injil yang menyelamatkan dan memulihkan. Inilah Kabar Baik tentang Kerajaan Allah. Setan telah dikalahkan, dan kita dapat dibebaskan dari ketakutan akan roh-roh jahat dan dari kejahatan yang dibuat oleh Setan dan mengetahui kemerdekaan yang mulia dari anak-anak Allah.
Kemenangan atas Dosa
Dosa adalah musuh Kerajaan Allah. Sudahkah Kristus melakukan apa pun berkenaan dengan dosa, atau Kristus hanya berjanji untuk melepaskan kita pada suatu waktu di masa yang akan datang ketika Dia membawa Kerajaan Allah dalam kemuliaan? Kita harus mengakui bahwa dosa, seperti maut, masih tersebar luas di seluruh dunia. Setiap surat kabar mengusung sebuah kesaksian yang fasih tentang pekerjaan dosa. Namun dosa telah dikalahkan, seperti juga maut dan Setan yang telah dikalahkan. Kristus telah datang untuk menaklukkan dosa melalui mengorbankan diri-Nya (Ibr. 9:26). Kuasa dosa telah dipatahkan. “Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa” (Rom. 6:6). Di sini untuk ketiga kalinya kata “menghancurkan” atau “menghapuskan” muncul. Pemerintahan Kristus sebagai Raja memiliki tujuan untuk “menghancurkan” setiap musuh (1 Kor. 15:24-26). Pekerjaan ini memang akan dilakukan di masa depan, tetapi juga sudah terjadi di masa lampau. Tuhan kita akan menyelesaikan pekerjaan ini pada kedatangan-Nya yang kedua, tetapi Ia telah memulainya melalui kematian dan kebangkitan-Nya. “Maut” telah dihancurkan dan dihilangkan (2 Tim. 1:10), Setan telah dihancurkan (Ibr. 2:14), dan di dalam Roma 6:6, “tubuh dosa” telah dihancurkan dan hilang kuasanya. Kata kemenangan yang sama, yaitu kehancuran musuh-musuh Kristus, digunakan tiga kali untuk tiga kemenangan ini: atas Setan, atas maut dan atas dosa. Oleh karena itu, kita tidak lagi berada di bawah kuk dosa (Rom. 6:6). Hari perbudakan dosa telah lewat. Dosa masih ada di dalam dunia, tetapi kuasanya tidak lagi sama. Manusia tidak lagi tak berdaya di bawah dosa, karena kuasanya telah dipatahkan. Kuasa Kerajaan Allah telah masuk ke Zaman Ini, suatu kuasa yang dapat membebaskan manusia dari perbudakan kepada dosa. Injil Kerajaan adalah maklumat atas apa yang Allah telah lakukan dan akan lakukan. Injil Kerajaan Allah adalah kemenangan Allah atas musuh-musuh-Nya. Injil Kerajaan Allah adalah Kabar Baik bahwa Kristus akan datang kembali untuk membinasakan musuh-musuh-Nya selama-lamanya. Inilah Injil pengharapan. Inilah juga Kabar Baik atas apa yang Allah telah lakukan. Dia telah mematahkan kuasa maut, mengalahkan Setan dan menumbangkan kekuasaan dosa. Injil adalah salah satu janji tetapi juga pengalaman, dan janji ini didasarkan dalam pengalaman. Apa yang Kristus telah lakukan menjamin apa yang Dia akan lakukan. Inilah Injil yang harus kita bawa ke seluruh dunia.
2. Misi Kerajaan Allah
Kita menemukan dalam Matius 24:14 suatu misi sekaligus suatu pesan. Injil Kerajaan Allah ini – Kabar Baik mengenai kemenangan Kristus atas musuh-musuh Allah ini – harus diberitakan ke seluruh dunia. Harus ada kesaksian kepada segala bangsa. Ini adalah misi kita. Ayat ini merupakan salah satu ayat terpenting di seluruh Firman Tuhan. Melalui ayat ini kita mengetahui arti dan tujuan dari sejarah manusia.
Makna Sejarah
Pada masa kini manusia ingin sekali menangkap makna sejarah dengan urgensi yang besar. Kita tidak perlu diingatkan bahwa generasi kita menghadapi kemungkinan kehancuran dengan proporsi total sehingga sebagian dari kita mencoba membayangkan realitas yang mengerikan ini. Menghadapi bencana demikian, manusia semakin bertanya-tanya: “Apa sebenarnya sejarah itu? Mengapa manusia ada di bumi? Dapatkah kita mendeteksi beberapa pola yang dapat menunjukkan makna, tujuan atau nasib akhir? Akankah sejarah memberi umat manusia sasaran yang telah ditentukan?” Dalam generasi-generasi sebelumnya, filosofi perkembangan diterima secara luas. Sebagian pemikir telah memetakan arti sejarah dengan satu garis lurus yang secara bertahap menuju ke atas. Mereka berpikir masyarakat meningkat secara bertahap, berawal dari tahapan primitif dan barbar, bergerak menuju ke atas kepada tahapan budaya dan peradaban yang tinggi. Filsafat perkembangan mengajarkan bahwa sudah menjadi natur umat manusia berkembang secara terus-menerus. Tujuan kita adalah suatu hari nanti mencapai sebuah masyarakat yang sempurna, bebas dari segala kejahatan, perang, kemiskinan dan konflik. Pandangan ini telah hancur berkeping-keping pada landasan sejarah. Peristiwa-peristiwa sekarang ini membuat konsep perkembangan yang tak terelakkan sebagai sesuatu yang sangat tidak realistis. Pandangan yang lain menafsirkan sejarah sebagai suatu rangkaian lingkaran seperti sebuah spiral yang besar. Ada pergerakan ke atas dan ke bawah. Ada titik-titik tinggi dan rendah dalam spiral, tetapi setiap pergerakan ke atas sedikit lebih tinggi dari yang sebelumnya dan setiap pergerakan ke bawah sedikit lebih rendah dari sebelumnya. Meskipun kita memiliki “naik turun,” pergerakan spiral secara keseluruhan adalah menuju ke atas. Ini adalah sebuah modifikasi dari doktrin tentang perkembangan. Penafsiran-penafsiran lainnya tentang sejarah sepenuhnya bersifat pesimistis. Seseorang pernah mengusulkan bahwa peta makna sejarah yang paling akurat adalah satu set jalur yang dibuat oleh seekor lalat mabuk, yang kakinya basah oleh tinta, terhuyung-huyung melintasi secarik kertas putih. Langkah-langkahnya tidak mengarah ke mana pun dan tidak mencerminkan pola makna apa pun. Saya yakin bahwa makna ultimat sejarah harus ditemukan dalam tindakan Allah dalam sejarah seperti yang dicatat dan ditafsirkan dalam Kitab Suci yang diinspirasikan. Di sini, iman Kristen harus berbicara. Jika tidak ada Allah, umat manusia terhilang dalam jalinan rumit dari pengalaman yang membingungkan. Tiada pola dalam kehidupan dan tiada makna untuk memberi bimbingan. Jika Allah tidak bertindak dalam sejarah, peristiwa-peristiwa yang berabad-abad lamanya hanyalah seperti pasang surutnya gelombang. Gelombang datang dan berbalik tanpa tujuan di antara tepian kekekalan. Tetapi fakta dasar dari Firman Allah adalah ini: Allah telah berbicara. Allah telah bekerja di dalam sejarah untuk menebus. Dia akan membawa sejarah kepada sasaran yang sudah ditentukan secara ilahi.
Tujuan Ilahi dan Umat Pilihan
Alkitab memiliki sebuah jawaban bagi pertanyaan tentang makna sejarah. Tema sentral dari seluruh Alkitab adalah karya penebusan Allah di sepanjang sejarah. Pada masa yang lampau, Allah memilih umat yang kecil dan dipandang rendah, yaitu Israel. Allah tidak tertarik kepada bangsa ini demi bangsa ini; tujuan Allah mencakup seluruh umat manusia. Allah di dalam rancangan-Nya yang berdaulat memilih sebuah bangsa yang tidak berarti ini demi sebuah tujuan. Melalui mereka Dia hendak mengerjakan tujuan penebusan-Nya, dan pada akhirnya akan mencakup seluruh umat manusia. Makna ultimat dari bangsa Mesir, Asyur, Kasdim dan bangsa-bangsa lainnya di Timur Dekat terdapat dalam hubungan mereka dengan satu bangsa yang kecil ini?Israel. Allah menetapkan para penguasa dan menurunkan mereka agar Dia dapat mengedepankan Israel. Dia membangkitkan bangsa ini dan memelihara mereka. Dia memiliki satu tujuan, dan Dia mengerjakan rencana ini dalam sejarah. Kemudian “setelah genap waktunya” (Gal. 4:4), tiba waktunya ketika Tuhan Yesus Kristus datang ke dunia. Signifikan bahwa Yesus adalah seorang Yahudi, keturunan jasmaniah Abraham. Di dalam Yesus, Allah memenuhi tujuan-Nya bagi Israel. Ini tidak berarti Allah sudah selesai berurusan dengan Israel, tetapi sesungguhnya berarti ketika Kristus datang, Allah mencapai sasaran pertama dalam tujuan-Nya untuk menebus bangsa-bangsa melalui Israel. Sampai waktu itu, bangsa Israel merupakan petunjuk bagi makna sejarah. Ketika Kristus telah menyelesaikan pekerjaan penebusan-Nya melalui kematian dan kebangkitan, tujuan ilahi dalam sejarah berpindah dari Israel, yang telah menolak Injil, kepada Gereja?yang adalah persekutuan antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi yang menerima Injil. Ini dibuktikan oleh perkataan Tuhan dalam Matius 21:43 yang ditujukan kepada bangsa Israel: “Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.” Gereja adalah “bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus” (1 Ptr. 2:9). Di dalam misi Gereja pada masa kinilah, seraya Gereja membawa kabar baik Kerajaan Allah ke seluruh dunia, bahwa tujuan penebusan Allah dalam sejarah dijalankan. Pikirkanlah fakta yang mencengangkan bahwa Allah telah mempercayakan kepada kita, orang berdosa yang telah ditebus, tanggung jawab untuk melaksanakan tujuan-Nya dalam sejarah. Mengapa Allah melakukannya seperti ini? Tidakkah Dia sedang mengambil risiko yang besar bahwa tujuan-Nya akan gagal? Sekarang sudah lebih dari seribu sembilan ratus tahun, dan tujuan Allah belum tercapai. Mengapa Allah tidak melakukannya sendiri? Mengapa Dia tidak mengirimkan sejumlah besar malaikat yang dapat dipercaya untuk langsung menyelesaikan tugas tersebut? Mengapa Dia mempercayakannya kepada kita? Kita tidak mencoba menjawab pertanyaan tersebut kecuali berkata bahwa demikianlah kehendak Allah adanya. Inilah faktanya: Allah telah mempercayakan misi ini kepada kita, dan kecuali kita melakukannya, misi ini tidak akan terlaksana. Biarlah Matius 24:14 membakar hati kita. Allah telah mengatakan ini bukan tentang kelompok masyarakat lainnya. Kabar baik tentang Kerajaan Allah ini harus diberitakan, jika Anda berkenan, oleh Gereja di seluruh dunia demi kesaksian bagi segala bangsa. Ini adalah program Allah. Ini berarti bahwa untuk makna ultimat dari peradaban modern dan tujuan akhir sejarah manusia, Anda dan saya lebih penting dari PBB. Dari sudut pandang kekekalan, misi Gereja lebih penting dari barisan tentara. Misi Gereja lebih penting dari tindakan-tindakan kota-kota besar dunia. Ketika kita memenuhi misi ini, tujuan ilahi bagi sejarah manusia akan tercapai.
3. Motif Kerajaan Allah
Terakhir, teks kita mengandung sebuah motif yang luar biasa: “Sesudah itu, barulah tiba kesudahannya.” Subjek dari bagian ini adalah, kapan Kerajaan Allah akan tiba? Saya tidak sedang menetapkan suatu tanggal. Saya tidak tahu kapan akhirnya akan tiba. Namun saya tahu benar hal ini: Ketika Gereja telah menyelesaikan tugasnya menginjili dunia, Kristus akan datang kembali. Betapa suatu realisasi yang masuk akal! Sungguh mencengangkan sehingga sebagian orang berkata, “Saya tidak dapat mempercayainya! Sulit dipercaya bahwa Allah telah mempercayakan suatu tanggung jawab yang begitu besar kepada manusia.” Ketika William Carey ingin pergi ke India untuk membawa Injil ke negara tersebut satu setengah abad yang lalu, dia ditegur, “Anak muda, duduklah, jika Tuhan ingin menginjili orang kafir, Dia akan melakukannya tanpa bantuanmu.” Tetapi Carey memiliki visi dan pengetahuan akan Firman Tuhan tidak duduk. Dia bangkit dan berangkat ke India. Dia memprakarsai misi sedunia di zaman modern.
Tanggung jawab Kita: Menyelesaikan Tugas
Allah telah mempercayakan kita untuk meneruskan dan menyelesaikan tugas tersebut. Inilah hal yang menggetarkan saya. Kita telah lebih dekat pada penyelesaian misi ini ketimbang generasi apa pun sebelumnya. Kita telah melakukan lebih banyak di dalam satu setengah abad terakhir ini dalam penginjilan sedunia daripada abad-abad sebelumnya sejak zaman para rasul. Teknologi modern kita telah menyediakan percetakan, mobil, pesawat dan radio. Semua teknologi tersebut dan banyak metode lainnya telah mengizinkan kita untuk mempercepat tugas membawa Injil ke seluruh dunia. Bahasa-bahasa yang sebelumnya tidak dikenal sekarang sedang direkam untuk dituliskan. Firman Allah sekarang telah tersedia ke dalam lebih dari 2.000 bahasa atau dialek, dan jumlah tersebut terus bertambah setiap tahun. Inilah fakta yang menantang kita. Jika sejumlah kecil umat Allah melihat teks ini secara serius dan merespons terhadap tantangannya, kita dapat menyelesaikan tugas penginjilan sedunia dalam generasi kita. Kita kemudian dapat menyaksikan Tuhan datang kembali. Seseorang akan berkata, “Ini tidak mungkin. Banyak negara saat ini tidak terbuka terhadap Injil. Kita tidak dapat masuk ke Tiongkok. Pintu ke India tertutup. Jika kedatangan Tuhan menunggu sampai Gereja telah memberikan Injil ke seluruh dunia, maka Kristus tidak mungkin kembali di masa hidup kita. Begitu banyak wilayah yang tertutup bagi Injil sehingga mustahil tugas penginjilan bisa diselesaikan pada masa kini.” Sikap seperti itu gagal mempertimbangkan Allah. Memang benar bahwa banyak pintu yang tertutup pada saat ini, tetapi Allah mampu membuka pintu-pintu yang tertutup dengan sekejap, dan Allah mampu bekerja di belakang pintu-pintu yang tertutup. Keprihatinan saya bukan pada pintu yang tertutup; keprihatinan saya pada pintu-pintu yang telah terbuka tetapi kita tidak masuk ke dalamnya. Jika umat Allah betul-betul setia dan melakukan segala sesuatu yang mungkin untuk menyelesaikan tugas ini, Allah akan mengusahakan agar pintu-pintu terbuka. Tanggung jawab kita ada pada begitu banyak pintu yang telah terbuka yang belum kita masuki. Kita adalah umat yang tidak taat. Kita memperdebatkan definisi dari penginjilan sedunia. Kita berdebat mengenai detail dari akhir zaman. Namun kita mengabaikan perintah Firman Tuhan untuk menginjili dunia. Seseorang yang lain akan berkata, “Bagaimana kita dapat mengetahui kapan misi telah digenapi? Seberapa dekat kita dalam penyelesaian tugas ini? Negara mana yang sudah menerima kabar baik dan mana yang belum? Seberapa dekat kita kepada akhir zaman? Apakah ini tidak mengarah kepada penentuan tanggal?” Saya menjawab, “Saya tidak tahu.” Hanya Allah yang tahu definisi dari istilah tersebut. Saya tidak dapat secara tepat mendefinisikan siapa “segala bangsa” itu. Hanya Tuhan yang tahu makna yang tepat dari “menginjili.” Hanya Dia yang tahu, Dialah yang memberitahu kita agar Injil Kerajaan ini diberitakan ke seluruh dunia sebagai kesaksian kepada segala bangsa. Hanya Dia yang tahu kapan sasarannya sudah terpenuhi. Tetapi saya tidak perlu tahu. Saya hanya mengetahui satu hal: Kristus belum datang, maka, tugas belum selesai. Ketika tugas telah selesai, Kristus akan datang. Tanggung jawab kita bukan mendesak soal definisi istilah, tanggung jawab kita adalah menyelesaikan tugas. Selama Kristus belum datang, tugas kita belum selesai. Mari kita sibuk dan menyelesaikan misi kita.
Menjadi Orang Percaya yang Mengerti Alkitab secara Realistis
Tanggung jawab kita bukan untuk menyelamatkan dunia. Kita tidak dituntut untuk mengubah Zaman Ini. Matius 24 mengatakan kepada kita bahwa sampai pada akhir zaman akan ada perang dan pertikaian, orang akan diserang dan dibunuh karena iman mereka. Saya senang perkataan ini ada dalam Alkitab. Perkataan ini memberikan stabilitas kepada saya. Perkataan ini memberikan kewarasan. Perkataan ini menjaga saya dari optimisme yang terpisah dari realitas. Kita tidak akan putus asa ketika masa yang jahat tiba. Namun, kita memiliki pesan yang berkuasa untuk diberikan kepada dunia. Pesan tersebut adalah Injil Kerajaan Allah. Di sepanjang jalannya Zaman Ini, dua kekuatan sedang bekerja: kuasa kejahatan dan Kerajaan Allah. Dunia adalah medan pertempuran. Kekuatan dari Si Jahat sedang menyerang umat Allah, tetapi Injil Kerajaan Allah sedang menyerang kerajaan Setan. Konflik ini akan berlangsung sampai pada akhir zaman, di mana kemenangan akhir akan diraih hanya oleh kedatangan Kristus kembali. Tidak ada ruang bagi optimisme yang tidak terbatas. Khotbah di bukit dari Tuhan kita menunjukkan bahwa sampai pada akhir zaman, kejahatan akan mewarnai Zaman Ini. Para nabi palsu dan mesias palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. Pelanggaran dan kejahatan akan berlimpah sehingga kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Umat Allah akan dipanggil untuk bertahan menghadapi kesulitan. “Dalam dunia kamu menderita penganiayaan” (Yoh. 16:33). Tuhan kita sendiri berkata, “Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat” (Mat. 24:13). Seraya kita membawa Injil ke seluruh dunia, kita bukan mengharapkan keberhasilan yang sempurna. Kita harus mempersiapkan diri bagi penolakan, perlawanan, bahkan penganiayaan dan martir. Zaman Ini tetap jahat dan memusuhi Injil Kerajaan Allah. Akan tetapi, tidak ada tempat juga bagi pesimisme yang berat. Di dalam beberapa studi profetis, kita mendapat kesan bahwa akhir Zaman, hari-hari terakhir, akan diwarnai oleh kejahatan total. Penekanan yang tidak semestinya kadang-kadang diletakkan pada karakter yang berbahaya dari hari-hari terakhir (2 Tim. 3:1). Gereja yang kelihatan akan sepenuhnya dipengaruhi oleh ajaran yang jahat. Kemurtadan akan sepenuhnya melanda gereja sehingga hanya akan ada sedikit orang yang tersisa yang masih setia kepada Firman Tuhan. Kejahatan akan terlihat begitu menguasai. Kita tidak bisa menyangkal bahwa Alkitab menekankan betapa jahatnya hari-hari terakhir itu. Kejahatan yang mewarnai Zaman Ini akan menjadi lebih intens pada akhir zaman ketika kejahatan itu menentang dan membenci Kerajaan Allah. Namun, ini tidak berarti kita jatuh ke dalam pesimisme dan meninggalkan Zaman Ini dan dunia kepada kejahatan dan Setan. Kerajaan Allah telah menyusup masuk ke dalam Zaman yang jahat ini. Kuasa dari Zaman yang Akan Datang telah menyerang Zaman Ini. Injil Kerajaan Allah akan tetap diberitakan ke seluruh dunia. Hari-hari terakhir memang akan menjadi hari-hari yang jahat, tetapi “pada zaman akhir ini [Allah] telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya” (Ibr. 1:2). Allah telah memberi kita Injil keselamatan untuk hari-hari terakhir, sebuah Injil yang terwujud dalam satu Pribadi?Anak Allah. Lebih jauh Allah mengatakan, “Akan terjadi pada hari-hari terakhir … bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia” (Kis. 2:17). Allah telah berbicara di hari-hari terakhir; Allah telah mencurahkan Roh-Nya pada hari-hari terakhir ini untuk memampukan umat-Nya untuk memberitakan Kerajaan Allah sebagai kesaksian bagi segala bangsa. Ini harus menjadi semangat dari misi kita dalam Zaman yang Jahat ini. Kita bukan seorang optimis yang cemerlang, mengharapkan Injil menaklukkan dunia dan menegakkan Kerajaan Allah. Kita juga tidak boleh menjadi pesimis yang berputus asa, yang merasa bahwa tugas kita tidak memiliki harapan menghadapi kejahatan di Zaman Ini. Kita adalah umat yang realistis?umat yang berpegang kepada Alkitab secara realistis. Sementara kita menyadari kuasa kejahatan yang luar biasa, kita juga terus melanjutkan misi penginjilian sedunia. Ketika kita melanjutkan misi tersebut, kita seharusnya mengharapkan melihat kemenangan dalam menyatakan Kerajaan Allah. Tetapi ketika Kristus kembali dalam kemuliaan Dia akan menyelesaikan kemenangan terakhir dan terbesar. Inilah motif dari misi kita: kemenangan akhir menanti penyelesaian tugas kita. “Barulah tiba kesudahannya.” Tidak ada ayat lain dalam Firman Allah yang mengatakan, “Barulah tiba kesudahannya.” Kapan Zaman Ini akan berakhir? Ketika seluruh dunia telah diinjili. “Bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?” (Mat. 24:3). “Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.”
“Karena itu pergilah”
Apakah Anda sangat rindu Tuhan datang kembali? Maka Anda akan mengerahkan setiap upaya untuk membawa Injil ke seluruh dunia. Saya khawatir, melihat ajaran Firman Tuhan yang begitu jelas dan di dalam terang defenisi eksplisit dari Tuhan kita tentang tugas kita dalam Amanat Agung (Mat. 28:18-20) kita begitu meremehkan tugas ini. “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.” Inilah Kabar Baik dari Kerajaan Allah. Kristus telah menghancurkan otoritas Setan. Kerajaan Allah telah menyerang kerajaan Setan. Zaman yang jahat ini telah diserang oleh Zaman yang Akan Datang dalam pribadi Kristus. Seluruh otoritas sekarang ada ditangan-Nya. Dia tidak akan memperagakan otoritas ini dalam kemenangan akhir yang mulia hingga Dia datang kembali, tetapi otoritas sekarang berada ditangan-Nya. Setan telah dikalahkan dan kuasanya dibatasi, kematian sudah ditaklukkan, dosa sudah dipatahkan. Seluruh kuasa telah diberikan kepada-Nya. Oleh karena otoritas itu Dia berkata, “Karena itu pergilah.” Milik-Nya adalah Kerajaan Allah. Dia memerintah di sorga, dan Dia sekarang menyatakan pemerintahan-Nya di bumi di dalam dan melalui Gereja-Nya. Dia sekarang bekerja dengan kita untuk menyelesaikan misi kita sampai “akhir zaman” (Mat. 28:20). Dia akan kembali dan menegakkan Kerajaan-Nya dalam kemuliaan. Kita tidak hanya diperintahkan untuk menanti tetapi juga mempercepat kedatangan hari Tuhan (2 Ptr. 3:12). Inilah misi dari Injil Kerajaan Allah, dan inilah misi kita.